Sabtu, 18 Februari 2017

6. Pisau Belati Raja Fir’aun (Mesir)

Pisau belati dengan panjang 34,2 sentimeter yang ditemukan tepat di sebelah mumi Raja Firaun Tutankhamun ini memiliki gagang dan sarung dari emas yang berdasarkan penelitian sinar-X, terungkap bila besi dari belati itu adalah bagian meteorit Kharga. Meteor ini diketahui jatuh di Maras Matruh, 150 mil dari Alexandria sekitar 2000 tahun sebelum masehi.
Belati ini juga diyakini dibuat pada tahun 1400 sebelum masehi atau tepat sebelum Raja Tutankhamun berkuasa. Menurut hasil analisa para ilmuwan, yang dipimpin oleh seorang profesor ilmu material di Polytechnic University Milan Italia yang bernama Daniela Comelli, menunjukkan belati itu mengandung 10 persen nikel dan 0,6 persen kobalt.
Analisis yang dipaparkan di jurnal Meteoritics and Planetary Science itu menggunakan teknik yang disebut X-ray fluorescence. Teknik ini mengidentifikasi elemen berbeda dari karakteristik warna cahaya X-ray yang dikeluarkan bahan itu saat disorot dengan energi X-ray yang lebih tinggi.
Komposisi hasil analisa itu kemudian dibandingkan dengan belati yang terbuat dari 11 logam meteorit dan ternyata hasilnya mirip. Jadi belati ini bukan satu-satunya alat beladiri atau senjata tajam yang dibuat oleh bahan dari luar angkasa.
Pisau belati ini ditemukan oleh arkeolog Howard Carter pada tahun 1925 silam, sekitar tiga tahun setelah penemuan makam Tutankhamun. Pisau ini ditemukan di dalam pembungkus mumi, tepat di paha kanan mumi Tutankhamun.
Pisau ini cukup indah. Pada bagian gagang terbuat dari emas dan diukir cantik. Di pangkal gagang, terdapat batu kristal. Pisau ini memiliki rangka yang terbuat dari emas, diukir dengan motif bunga Lilly di satu sisi, bunga Lilly di sisi lain, dan kepala serigala.
Belati ini diyakini dibuat pada abad ke-14 sebelum masehi dan menjadi sedikit dari artefak logam yang ditemukan dari budaya Mesir kuno. Padahal sebelumnya diduga bahwa peleburan besi belum dikenal sebelum abad ke-8 sebelum masehi.
“Masalah dengan pengolahan besi terkait dengan titik leburnya tinggi (1538 C). Karena itu, pandai besi awal tidak bisa melelehkan bijih untuk mengekstrak besi dan tidak bisa menempa besi menjadi senjata,” tulis Comelli, dikutip dari CBS News, pada Kamis 2 Juni 2016 lalu.
Menurut para ilmuwan, benda-benda dari metal sebelumnya biasanya untuk hiasan atau seremonial dan terbuat dari besi meteorit yang dianggap lebih berharga daripada emas. Menurut Comelli, senjata dari besi itu dibentuk dengan palu. Walau belati Raja Tut ini telah diduga terbuat dari jenis besi, tapi belum terkonfirmasi.
“Dalam konteks ini, kualitas tinggi pembuatan pisau Tutankhamun menjadi bukti kesuksesan penempaan besi awal di abad ke-14 SM,” tulis para peneliti dalam makalah mereka.
Mereka menambahkan, penemuan ini memberikan pandangan terhadap gambaran masyarakat Mesir pada besi yang muncul 100 tahun berikutnya, dengan menggunakan istilah “besi dari langit” atau “iron from the sky”. Menurut para ilmuwan, penemuan ini menunjukkan bahwa orang Mesir kuno sudah menyadari betapa berharganya potongan besi langka yang jatuh dari langit sejak abad ke-13 SM.
belati-firaun-mesir
Pisau belati meteorid Raja Fir’aun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar