Berdirinya Majapahit

Silsilah wangsa Rajasa, keluarga penguasa Singhasari dan Majapahit. Penguasa ditandai dalam gambar ini. (wikimedia)
Majapahit berdiri pada tahun 1293 Masehi. Didirikan oleh Raden Wijaya (raja / penguasa pertama Majapahit) yang lantas setelah dikukuhkan sebagai Raja beliau bergelar Shrii Kertarajasha Jayawardhana.
Eksistensi Majapahit sangat disegani diseluruh dunia. Di wilayah Asia, hanya Majapahit yang ditakuti oleh Kekaisaran Tiongkok China. Di Asia ini, pada abad XIII, hanya ada dua Kerajaan besar, yaitu Tiongkok dan Majapahit.
Lambang Negara Majapahit adalah Surya. Benderanya berwarna Merah dan Putih. Melambangkan darah putih dari ayah dan darah merah dari ibu. Lambang nasionalisme sejati. Lambang kecintaan pada bhumi pertiwi. Karma Bhumi.
Dan pada jamannya, bangsa kita pernah menjadi Negara adikuasa, superpower, layaknya Amerika dan Inggris sekarang. Pusat pemerintahan ada di Trowulan, sekarang didaerah Mojokerto, Jawa Timur. Pelabuhan Internasional-nya waktu itu adalah Gresik.
Agama resmi Negara adalah Hindhu aliran Shiwa dan Buddha. Dua agama besar ini dikukuhkan sebagai agama resmi Negara. Sehingga kemudian muncul istilah agama Shiva-Buddha.
Nama Majapahit sendiri diambil dari nama pohon kesayangan Deva Shiva, Avatara Brahman, yaitu pohon Bilva atau Vilva. Di Jawa pohon ini terkenal dengan nama pohon Maja, dan rasanya memang pahit. Maja yang pahit ini adalah pohon suci bagi penganut agama Shiva, dan nama dari pohon suci ini dijadikan nama kebesaran dari sebuah Emperor di Jawa.
Dalam bahasa Sanskerta (Sanskrit), Majapahit juga dikenal dengan nama Vilvatikta(Wilwatikta. Vilva: Pohon Maja, Tikta : Pahit). Sehingga, selain Majapahit ( baca : Mojopait) orang Jawa juga mengenal Kerajaan besar ini dengan nama Wilwatikta (Wilwotikto).
Kebesaran Majapahit

Lukisan ilustrasi Sri Gitarja atau Ratu Tribhuwana Tunggadewi Jayawishnu Wardhani (penguasa ke-3 Majapahit) beserta pasukannya.
Kebesaran Majapahit mencapai puncaknya pada zaman pemerintahan ketiga oleh Tribhuwana Wijayatunggadewi (atau disingkat Tribhuwana) atau Sri Gitarja atau Dyah Gitarja atau Ratu Tribhuwanatunggadewi Jayawishnuwardhani(penguasa ke-3 Majapahit).
Sri Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi adalah penguasa ketiga Majapahit yang memerintah pada tahun 1328 hingga tahun 1351. Kanjeng Sri Ratu Tribhuwana merupakan putri dari Raden Wijaya dan Gayatri.
Dari prasasti Singasari (1351) diketahui gelar abhisekanya ialah Sri Ratu Tribhuwanottunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani.
Diakhir pemerintahannya, Sri Ratu mengangkat dan melantik seorang Maha Patih bernama Gajah Mada, hingga berganti tongkat kerajaan Majapahit ke pemerintahan Hayam Wuruk.
Sri Ratu memiliki adik kandung bernama Dyah Wiyat dan kakak tiri bernama Jayanagara. Pada masa pemerintahan Jayanagara (1309-1328) ia diangkat sebagai penguasa bawahan di Jiwana bergelar Bhre Kahuripan.
Majapahit akhirnya mencapai zaman keemasan pada masa pemerintahan Prabhu Hayam Wuruk (penguasa ke-4 Majapahit) (1350-1389 M) dengan Mahapatih Gajah Mada yang kesohor dipelosok Nusantara itu. Pada masa itu pun kemakmuran benar-benar dirasakan seluruh rakyat Nusantara.

Lukisan ilustrasi saat Gajah Mada masih muda sedang mengangkat senjata Keris dikala latihan bela diri. Tampak pula Sri Ratu Tribhuwanottunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani, penguasa Majapahit ke-3 (kanan belakang) sedang memperhatikannya dari belakang. Gajah Mada sangat pintar dalam tak-tik perang, pemberani dan setia. Lalu, Sri Ratu di ujung pemerintahannya, akhirnya mengangkat Gajah Mada menjadi Maha Patih hingga Hayam Wuruk menggantikan Sri Ratu, yang akhirnya Gajah Mada sang Panglima Perang menjadi tersohor di dunia.
Benar-benar zaman yang gilang gemilang! Stabilitas Majapahit sempat koyak akibat perang saudara selama lima tahun yang terkenal dengan nama Perang Paregreg (1401-1406 M).
Peperangan ini terjadi karena Kadipaten Blambangan (Majapahit istana timur) yang dipimpin Bhre Wirabhumi, hendak melepaskan diri dari pusat Pemerintahan (Majapahit istana barat) yang dipimpin Wikramawardhana (penguasa ke-5 Majapahit).
Blambangan yang diperintah oleh Bhre Wirabhumi berhasil ditaklukkan oleh seorang ksatria berdarah Blambangan sendiri yang membelot ke Majapahit, yaitu Raden Gajah.
Kisah diatas ini terkenal didalam masyarakat Jawa dalam cerita rakyat pemberontakan Adipati Blambangan Kebo Marcuet. (Kebo = Bangsawan, Marcuet = Kecewa). Kebo Marcuet berhasil ditaklukkan oleh Jaka Umbaran. (Jaka = Perjaka, Umbaran = Pengembara).
Dan Jaka Umbaran setelah berhasil menaklukkan Adipati Kebo Marcuet, dikukuhkan sebagai Adipati Blambangan dengan nama Minak Jingga. (Minak = Bangsawan, Jingga = Penuh Keinginan).
Adipati Kebo Marcuet inilah Bhre Wirabhumi, dan Minak Jingga tak lain adalah Raden Gajah, keponakan Bhre Wirabhumi sendiri. Namun, sepeninggal Prabhu Wikramawardhana, ketika tahta Majapahit dilimpahkan kepada Dyah Ayu Kencana Wungu atau Ratu Suhita (ratu / penguasa ke-6 Majapahit).
Malahan Raden Gajah yang kini hendak melepaskan diri dari pusat pemerintahan, karena merasa diingkari janjinya.
Dan tampillah Raden Paramesywara, yang berhasil memadamkan pemberontakan Raden Gajah. Pada akhirnya, Raden Paramesywara diangkat sebagai suami oleh Ratu Suhita.
Dalam cerita rakyat, inilah kisah Damar Wulan. Ratu Suhita tak lain adalah Kencana Wungu. (Kencana = Mutiara, Wungu = Pucat pasi, ketakutan). Dan Raden Paramesywara adalah Damar Wulan (Damar = Pelita, Wulan = Sang Rembulan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar